Hatta beberapa lamanya sampai umur sabdalah itu dua belas tahun, maka oleh Khojah Astor diserahkannya mengaji pada seorang mualim. Adapun akan Sadalab itu terlalu sangat takabur hatinya, lagi perangainya pun terlalu amat jahat. Dengan beberapa tipu daya mualim itu mengajar dia, tidak juga ia mnurut kata gurunya itu. sebermula maka datanglah pada suatu hari, Sadalab pun berkelahi dengan seorang budak temannya yang bersama mengaji itu. Maka dipukul oleh Sadalab kepada budak itu dengan loh nya ( meja kecil), pecah kepala budak itu, berhamburan darahnya.
Setelah dilihat oleh Khojah Astor orang itu datang membawa anaknya, maka ia pun segeralah turun mendapatkan bapak budak itu dengan takzimnya. Maka oleh Khojah Astor serta dipeluknya leher bapak budak itu , seraya katanya "Hai saudaraku! Terlalu sekali takjub perbuatan hamba ini, Melainkan maaflah Tuan hamba. Bahwa yang kesalahan anak hamba dan dalam hati hamba, yang anak tuan hamba itu seperti anaklah kepada hamba."
Maka tatkala Khojah Astor berkata - kata itu, sangat merendahkan hatinya hati orang itu, maka marahnya pun hilanglah. kepada hatinya kasihan melihat laku khojah astor itu, .....
(Hikayat Bayan Budiman )
Pembahasan :
Isi cerita dalam kutipan Hikayat tersebut adalah anak Khojah Astor bernama Sadalab berkelahi dengan temannya dan khojah Astor meminta maaf kepada orang tua anak itu dan mengakui bahwa Sadalablah yang bersalah ( pernyataan dalam paragraf terakhir).
Amanat dari kutipan hikayat tersebut adalah Kita harus saling memaafkan, Meminta maaf jika kita merasa bersalah, dan memaafkan jika ada orang yang meminta maaf kepada kita.
Karakteristik sastra Melayu Klasik yang tampak pada kutipan hikayat tersebut adalah penggunaan bahasa Melayu seperti Hatta, sebermula, takzim dan hamba.
sekian postingan kali ini, semoga bermanfaat.
Bagi sobat yang ingin mengetahui lebih lanjus tentang Sastra Melayu atau Hikayat bisa klik Di sini
sedangkan sobat yang ingin melihat contoh presentasi dengan Powerpointnya bisa Di Download Disini
jangan lupa like fanspage kami di Facebook. terimakasih.
0 comments:
Post a Comment